Nasi Wiwit Simbol Budaya Tani Yang Kaya Akan Tradisi.

Nasi Wiwit Simbol Budaya Tani Yang Kaya Akan Tradisi.

KLATEN-koranjateng.com
Ada sebuah pemandangan unik dalam kegiatan prosesi panen raya padi serentak di 14 Provinsi dan 157 Kabupaten Kota di Indonesia hari ini. Tepatnya sebuah pemandangan yang tersaji di Desa Ceper, Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Salah satu dari sekian banyak areal lokasi panen raya serentak yang berlangsung nasional (07/04/2025).

Kegiatan panen raya serentak ini dihadiri oleh Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhianto, dan segenap jajaran Forkopimda, Dinas DKPP, Kodim, Polsek, PPL, Penyuluh tani, Gapoktan, Petani dan segenap Undangan. 

Diantara lalu lalang pengunjung yang hadir, ada seorang Ibu-Ibu petani yang menyajikan nasi wiwit gratis di sela-sela prosesi panen raya serentak tersebut. mungkin ini memang sudah tradisi dari masyarakat setempat atau memang sudah dipersiapkan oleh panitia sebelumnya. Mengobati rasa penasaran, saya sempat mencicipi hidangan tersebut, yang memang khas dan nikmat sekali rasanya, meski hanya hidangan nasi dengan lauk sederhana dan dibungkus daun pisang, namun memang berkesan di makan bersama di pinggir sawah.



Topo salah seorang petani yang juga ikut antre nasi wiwit mengatakan “Nasi wiwit adalah salah satu tradisi unik yang hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat petani di beberapa Daerah di Indonesia. Tradisi ini tidak hanya sekedar ritual, tetapi juga mencerminkan rasa syukur dan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah. Nasi wiwit dan budaya tani yang menyertainya, seolah tak bisa dilepaskan begitu saja dari prosesi rasa syukur atas keberkahan yang melimpah dari Tuhan YME.” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan “Bila menilik dari asal usul nasi wiwit, hidangan ini berasal dari kata "wiwit" yang berarti "mulai" atau "awal". Tradisi ini diyakini telah ada sejak zaman dahulu, ketika masyarakat petani masih sangat bergantung pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Nasi wiwit diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh dan sebagai doa agar musim tanam berikutnya juga memberikan hasil yang melimpah.” paparnya.

“Prosesi nasi wiwit biasanya diadakan ketika mau panen padi, sebagai wujud syukur atas limpahan berkah yang diterima. Masyarakat petani biasanya akan berkumpul di sawah atau di rumah kepala desa untuk melakukan ritual bersama.” pungkas Topo.



Terpisah Dimas seorang pengunjung juga mengatakan "Nasi wiwit memang memiliki makna dan nilai yang mendalam bagi masyarakat petani, khususnya di Klaten beberapa di antaranya :

- Rasa Syukur : Nasi Wiwit adalah ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh.
- Kebersamaan : Ritual ini mempererat hubungan antar masyarakat petani dan meningkatkan rasa kebersamaan.
- Doa dan Harapan : Nasi Wiwit juga merupakan doa dan harapan agar musim tanam berikutnya memberikan hasil yang melimpah.

“Perkembangan dalam era modern ini, tradisi Nasi Wiwit memang agak jarang ditemukan, kecuali di beberapa kegiatan yang terkait dengan tradisi dan budaya, meski ada juga warung yang menjual hidangan ini, namun memang jumlahnya terbatas, beruntungnya tradisi dan budaya nasi wiwit tersebut memang masih dipertahankan oleh beberapa masyarakat petani di Klaten.” ujarnya.

“Dengan memahami dan menghargai tradisi nasi wiwit, maka kita dapat melestarikan budaya tani yang kaya akan nilai dan makna. Mari kita ikut mendukung dan melestarikan tradisi ini agar tetap menjadi bagian dari warisan budaya kita yang penuh warna.” jelas Dimas.



Salah satu aspek penting dari tradisi ini adalah hidangan yang disajikan, tidak hanya lezat tetapi juga kaya akan makna. Komponen utama Nasi Wiwit biasanya terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain:

- Nasi : Nasi adalah komponen utama dalam Nasi Wiwit. Nasi ini biasanya dimasak dengan cara tradisional dan disajikan dalam bentuk yang sederhana.
- Lauk Pauk : Lauk pauk yang disajikan dalam Nasi Wiwit biasanya terdiri dari makanan yang mudah diperoleh di sekitar sawah, seperti ikan, ayam, atau sayuran.
- Sambal : Sambal adalah komponen penting dalam Nasi Wiwit. Sambal ini biasanya dibuat dari bahan-bahan alami seperti cabai, tomat, dan terasi.
- Buah-Buahan : Buah-buahan seperti pisang, kelapa, atau jambu juga sering disajikan dalam Nasi Wiwit sebagai pelengkap hidangan.

Setiap komponen dalam Nasi Wiwit memiliki makna yang mendalam. Berikut adalah beberapa contoh makna di balik hidangan Nasi Wiwit:

- Nasi : Nasi melambangkan kesuburan dan hasil panen yang melimpah.
- Lauk Pauk : Lauk pauk melambangkan melimpahnya hasil dan kemakmuran.
- Sambal : Sambal melambangkan semangat dan keberanian.
- Buah-Buahan : Buah-buahan melambangkan kesegaran dan kehidupan.



“Cara penyajian nasi wiwit biasanya disajikan dengan cara yang sederhana dan tradisional, yakni di pincuk dalam daun pisang atau daun jati, maupun dalam nampan bambu anyaman beralas daun pisang.” pungkasnya.

Dengan memahami makna di balik hidangan nasi wiwit, kita dapat lebih menghargai tradisi unik ini dan melestarikannya untuk generasi mendatang. Karena tradisi Nasi Wiwit memiliki akar yang kuat dalam budaya pertanian masyarakat Indonesia. Meskipun tidak ada catatan tertulis yang pasti tentang asal muasalnya, tradisi ini diyakini telah ada sejak zaman dahulu, ketika masyarakat petani masih sangat bergantung pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Menurut salah satu sumber dalam budaya-indonesia. org, Nasi Wiwit ini pada zaman dulu hanya bisa didapatkan ketika sedang terjadi musim panen padi. Pada masa lalu umumnya orang yang akan melakukan panen padi akan mengawali kegiatannya dengan upacara wiwit terlebih dulu. Bahkan pada beberapa wilayah upacara wiwitan dilakukan juga pada saat akan menanam benih padi. Upacara wiwitan dilakukan dengan suatu maksud agar panenan padi selalu melimpah, tanaman tidak diganggu hama, dan tanah selalu subur.

Dalam upacara wiwitan ini akan dibagikan nasi dalam wadah yang disebut pincuk. Di dalam pincuk tersebut akan disajikan nasi, urap atau gudangan, sambel gepeng, gorengan ikan asin (gereh pethek), seiris telur ayam atau bebek, sepotong pisang, rempeyek, dan se suwir daging ayam. Nasi atau Sega Wiwitan ini pada masa lalu umumnya akan diburu anak-anak mengingat anak-anak di masa lalu sering tidak pernah makan enak di rumah. Sega Wiwitan identik dengan pesta makanan enak dan gratis.



Tradisi Nasi Wiwit juga dipengaruhi oleh agama dan mitologi yang berkembang di masyarakat. Tradisi Nasi Wiwit diyakini dipengaruhi oleh agama Hindu-Budha yang berkembang di Indonesia pada abad ke-1 Masehi. Konsep kesuburan dan hasil panen yang melimpah dalam tradisi nasi wiwit memiliki kemiripan dengan konsep kesuburan dalam agama Hindu-Budha.

Disamping itu tradisi nasi wiwit juga dipengaruhi oleh agama Islam yang berkembang di Indonesia pada abad ke-13 Masehi. Konsep syukur dan doa dalam tradisi nasi wiwit memiliki kemiripan dengan konsep syukur dan doa dalam agama Islam.

Mengingat latar belakang historis dan budayanya yang begitu kental dengan kultur masyarakat kita, maka tidak ada salahnya untuk ikut berupaya melestarikan budaya dan tradisi nasi wiwit ini, dengan ikut mensupport produk-produk pertanian lokal agar tradisi dan budayanya bisa terus lestari, seperti halnya ketika mau panen raya padi serentak di areal persawahan Ceper, Klaten siang tadi.

( Pitut Saputra )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :