Geliat Industri Rotan Di Sukoharjo Jelang Natal Dan Tahun Baru.

Geliat Industri Rotan Di Sukoharjo  Jelang Natal Dan Tahun Baru.

SUKOHARJO-koranjateng.com-
Siang ini awak media mengunjungi salah satu pengrajin anyaman di Kampung Rotan Trangsan, Gawok, Sukoharjo, Jawa Tengah, di sebuah Workshop anyaman rotan, kita ngobrol panjang lebar dengan Pak Sutiyono ( Quality Control Produk Rotan ) di sebuah home industri Daerah Trangsan ( 21/12/2024 )

Dalam kesempatan tersebut Pak Sutiyono mengatakan " Kondisi saat ini lagi sepi mas, meskipun menjelang Natal dan Tahun Baru, tapi garapan agak menurun, tidak seperti ketika menjelang Puasa atau Lebaran, bahkan orderan keranjang rotan buat parcel juga ga sekencang tahun lalu, entahlah apa mungkin apa karena sudah tidak musim parcel atau ekonomi sedang tidak baik baik saja ya, padahal Natal dan tahun baru tinggal berapa hari lagi, kita juga heran kok pesanan buat keranjang parcel masih sepi, ada sih tapi paling hanya sampai puluhan tidak sampai ratusan atau ribuan, itupun hanya di beberapa lokasi tertentu yang pesan tidak merata kayak tahun lalu, namun bagaimanapun ya kita tetap berjalan mas, kebetulan ada garapan lain selain keranjang parcel, kita juga lagi garap souvenir home decor beberapa ini kita bikin ga banyak juga sih, setidaknya masih bisa buat berputar modal usaha mas, karena memang hanya pesanan ritel bukan partai besar, sama itu juga ada garapan meja kursi buat bar di kerjakan rekan rekan, belum finish masih belum di finishing jadi, ya beginilah kondisinya industri rotan belakangan seperti kurang semangat mas, " paparnya.

Pak Sutiyono menambahkan " Kedepan guna mengatasi kendala di cost produksi yang lumayan ini, kita mau coba kembangkan pakai anyaman dari bahan dasar recycle mas, seperti, koran, kertas, hvs, dan lain sebaginya, yang notabene bahan bahan tersebut banyak tersedia di masyarakat dan pastinya cost produksi bisa ditekan, namun kalau terkait kwalitas ya beda tipis lah sama rotan, tinggal bagaimana kita finishing akhirnya saja, ini kayak model model seperti ini mas kalau bahan dari kertas koran itu, dan untuk product recycle ini ini ga harus dari koran juga mas, dari Enceng gondok, pelepah pisang, atau plastik bekas sabun dan lain lain, itu juga bisa, namun memang yang baru saya kembangkan baru sebatas anyaman kertas, kalau basic anyaman ya sih sama sebenarnya hanya bahan yang membedakan " pungkasnya sembari menunjukkan produk anyaman dari kertas daur ulang.


Ditanyakan terkait lesunya industri rotan belakangan ini, Pak Sutiyono mengatakan " Bagaimana ya mas karena banyak faktor juga, untuk skala ekspor memang disamping persaingan ketat, juga permintaan pasar itu harus perfect dalam segala hal mas, segala sesuatunya harus Grade A, sementara kan tau sendiri kan mas harga rotan biasa atau Grade B dan C perkilo aja sudah mahal, terlebih bila Grade A, dan 1 kilo itu cuma sedikit loh, karenanya untuk saat ini memang saya sendiri belum bisa buat mengikuti dan melayani pasar ekspor mancanegara mas, sementara saya baru menggarap segmen lokalan aja dulu, sembari terus mencari inovasi dan terobosan terobosan, guna bisa pengembangan lebih lanjut, sebenarnya kalau masalah kwalitas sih kita ga begitu khawatir ya, namun bila sudah sampai pada bahan anyaman rotan yang Grade A itu loh, nah ini yang agak berat di modal kalau kayak saya yang pengusaha kecil mas, jadi disamping ikut kerja membantu di home industri Pak Fredy ini kan saya juga buka kecil kecilan di rumah mas bersama istri saya, dan beberapa tetangga, tapi ya masih lingkup kecil dalam artian belum mengerjakan garapan garapan seperti home industri yang disini, kita masih bermain di home decor, souvenir, dan beberapa product fungsional mas, belum sampai yang bikin yang besar besar kayak furniture dan lainnya, tapi ya bersyukur ada saja jalannya meski pelan pelan. " jelasnya.

Disisi lain Ambar ( seorang pengusaha parcel ) di sekitar pasar Gawok, saat di wawancarai awak media mengatakan " Bila melihat perkembangan dari ritel dan beberapa UMKM di beberapa daerah, memang hingga saat ini ( H-10 ) jelang pergantian tahun belum ada tanda tanda signifikan mas, belum terjadi peningkatan yang banyak seperti tahun kemarin, ada sih yang pesan namun hanya 1 atau 2 orang saja, belum ada yang sifatnya borongan kayak tahun lalu misal 100 parcel sekaligus buat para karyawan sebuah perusahaan gitu, saya tunggu dari kemarin belum ada komunikasi lagi dan tanda tanda buat memberi parcel tahun ini mas, saya juga heran apa mungkin karena ekonomi yang memang sulit atau bagaiman saya juga ga ngerti mas, atau mungkin 3 hari lagi pas jelang Natal atau bagaimana yah semoga saja mas kita hanya bisa berharap " Paparnya ( 21/12/2024 )

Lebih lanjut menurut sumber dari APRI ( Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia ) "Memang kondisi industri rotan tanah air sedang mengalami penurunan yang cukup signifikan, Industri rotan Indonesia memang mengalami penurunan signifikan pada tahun 2024, terutama dalam hal ekspor. Meskipun Indonesia merupakan sumber 80% rotan dunia, industri ini menghadapi tantangan serius di pasar global, banyak faktor yang menjadi penyebabnya, beberapa diantaranya :
1. Persaingan ketat dengan negara penghasil rotan lain seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
2. Ketergantungan pada bahan baku impor.
3. Kurangnya inovasi desain dan produk.
4. Cost Biaya produksi tinggi.
5. Imbas perang di Eropa 
6. Dan banyak lagi.
Hal tersebut di benarkan oleh Fredy ( salah seorang pengusaha rotan ) tempat Pak Sutiyono bekerja, memang agak berat beberapa tahun belakangan mas, satu sisi cost Biaya produksi tinggi di sisi lain, perputaran barang atau product ga bisa mengimbangi, besaran modal yang di keluarkan buat terus produksi, sementara pembayaran dari instansi maupun perusahaan dan beberapa konsumen juga melalui termin termin, hal ini yang pada akhirnya seringkali membuat macet, dan kalau ga pintar pintar membuat terobosan atau inovasi dalam marketing pun inovasi produk yang menarik kadang jadi lama mas buat balik modalnya, inilah yang bikin terhambatnya proses produksi, karena permodalan yang terbatas, memang sih ada semacam bantuan permodalan buat home industri maupun umkm dari bank himbara, namun bila terus produksi sementara produk atau barang tidak berputar, sirkulasi uangnya kan sama aja mas, habis modal sudah berhenti lagi ga produksi lagi, baru bisa produksi bila barang sudah laku, nah proses ini yang kelamaan mas." Paparnya ( 21/12/2024 )


Industri dan usaha rotan tanah air, memang sedang mengalami masa masa sulit, namun begitu apa yang di alami oleh para pengusaha dan pengrajin rotan lokal tersebut tidak mematahkan semangatnya, untuk terus berjuang serta tidak menyerah begitu saja, beragam inovasi, terobosan, berikut daya upaya terus dilakukan guna bisa mempertahankan serta pengembangan usaha lebih lanjut.

( Pitut Saputra )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :