Pantauan Erupsi Merapi
Pantauan Erupsi Merapi
JATENG, koranjateng.com-
Aktivitas Gunung Merapi teramati kembali mengalami erupsi dan memuntahkan lava panas pada ( 24/11/2024 ) dalam release laporan pengamatan yang disusun Susanta, MAGMA Indonesia, periode 00:00-24:00 Wib, Gunung Api Merapi yang terletak di Kab\Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl
Gunung api tersebut terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 50 meter dari puncak, cuaca cerah hingga hujan, angin tenang ke arah barat.
Keterangan lainnya, teramati 9 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1500 meter, Klimatologi
Cuaca cerah hingga hujan, angin tenang ke arah barat, suhu udara sekitar 15.5-23°C, kelembaban 64-99%, tekanan udara 836.8-918.6 mmHg, Intensitas curah hujan 229 mm per hari.
Pengamatan Kegempaan
134 kali gempa Guguran dengan amplitudo 1-31 mm dan lama Gempa 22.54-213.18 detik,
94 kali Gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 1-11 mm, S-P 0.3-0.9 detik dan lama gempa 5.08-16.26 detik, 1 kali Gempa Tektonik Jauh dengan Amplitudo 6 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 28.09 detik.
Rekomendasi dari hasil pengamatan tersebut ( 24 /11/2024 )
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
Setiap Erupsi Merapi memberikan cerita yang berbeda, dalam laporan dan unggahan video di platform online BPPTKG ( Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ) BPPTKG
memperlihatkan rekaman Stasiun CCTV ( Babadan & Jurangjero Magelang, Boyong 01, Plawangan, Penguk & Sleman, DIY ) terlihat jelas detik detik ketika Merapi memuntahkan lahar panas 1800 m ke arah barat daya Hulu Kali Bebeng, Masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap waspada serta siaga karena potensi lontaran abu vulkanik, Status Gunung Merapi Sendiri saat ini Siaga Level 3.
Belajar dari pengalaman Erupsi Besar Pada Th 2010 Erupsi terbesar dalam satu abad terakhir, yang memakan banyak korban jiwa, harta, pun trauma yang mendalam, masyarakat di sekitar lingkar Merapi selalu diberikan edukasi terkait Mitigasi bencana, dan jalur jalur evakuasi ketika keadaan dirasa berbahaya, karena Gunung Merapi bukan sekedar Gunung namun merupakan simbol sejarah, kehidupan dan ancaman, di balik gagah serta indah pemandangan alamnya Gunung Merapi masih menyandang predikat sebagai salah satu gunung api yang paling aktif, untuk itu terlepas dari besar kecil erupsi masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan memantau pergerakan Gunung Merapi lewat portal portal pemerintah berikut situs situs resminya Kementrian Energi Dan Sumber Daya Manusia Republik Indonesia.
Sebagai gambaran edukasi, meskipun pasca erupsi biasanya tanah di sekitar lingkar Merapi menjadi lebih subur, dan masyarakat juga mendapatkan rezeki dari tambang pasir, batu dan lain lainnya, namun musti selalu diingat kejadian saat Erupsi besar terakhir tahun 2010, Nur Cahyo Abdullah Ketua Karang Taruna Umbulharjo, menceritakan disaat letusan pertama Merapi pada 26 Oktober 2010, itu langsung berimbas dan berdampak langsung pada satu padukuhan di Umbulharjo lokasi dimana Juru kunci Mbah Marijan juga ikut menjadi korban saat itu, ketika awan panas menyapu wilayah tersebut, erupsi terus berlanjut hingga 05 November 2010 kala itu dan memakan korban 386 orang meninggal dunia, serta harta benda yang tak sedikit, pun trauma yang mendalam pada beberapa orang, paparnya dalam sebuah wawancara media, kemudian Ahmad Sopari salah satu pengamat Gunung Api, yang menjadi saksi pada peristiwa silam, juga mengatakan dalam wawancara oleh BPPTKG Th 2024, karenanya penting sekali untuk memberikan edukasi khususnya pada generasi penerus saat ini ( Gen Z dan Alpha yang mungkin belum mengalami Erupsi Besar, namun di kemudian hari merekalah yang akan meneruskan tongkat estafet dalam merawat dan memelihara lingkungan disekitar agar memahami terkait Mitigasi, Evakuasi Bencana, sebab alam punya caranya sendiri untuk menyeimbangkan semesta, maka sedari dini kewaspadaan tersebut perlu dan dibutuhkan, pungkasnya.
Veronicarinibudhi, mengatakan " tadi terlihat jelas sekali erupsinya pas mau ke gereja, semoga aman aman saja " komentarnya dalam akun platform online BPPTKG ( 24/11/2024 ) dalam tayangan video tersebut admin BPPTKG juga memberikan sebuah edukasi terkait status gunung api dan langkah langkah yang harus dipersiapkan.
( Pitut Saputra )