Kuliner Laron Boyolali
BOYOLALI, koranjateng.com - Di beberapa Daerah Boyolali seringkali kita jumpai banyak kuliner dari bahan dasar serangga Laron, bahkan di beberapa warung memang menyajikan rempeyek laron ini bilamana sedang musim penghujan karena banyaknya laron bisa ditemukan dengan mudah, setelah hujan reda.Kemunculan laron ini juga sebagai penanda datang nya musim hujan di Jawa, kalau sudah banyak laron yang beterbangan di sekitar kita biasanya musim kemarau panjang sudah berakhir, dan berganti dengan musim penghujan.
Beberapa hari ini memang seringkali turun hujan di sekitaran Daerah Subosukowonosraten ( Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen & Klaten ) seperti halnya sore ini di Sanggung perbatasan Boyolali dan Klaten ( 22/11/2024 ), disela sela rintik hujan dalam perjalanan, kami berteduh di sebuah pelataran warung, beberapa saat kemudian mulai bermunculan serangga bersayap yang berputar di sekitaran lampu bohlam kios, serangga tersebut muncul berkelompok dari dalam dalam tanah, serangga yang orang Jawa menyebutnya Laron atau Sulung, menurut sumber Wikipedia Laron adalah Rayap Dewasa, sementara Rayap ini adalah serangga sosial yang termasuk dalam anggota infrado isoptera, bagian dari ordo blattodea ( kecoa )
Di Daerah Boyolali, Wonogiri dan Jogyakarta, memang banyak kita jumpai serangga ini dijadikan bahan dasar makanan, yakni Rempeyek Laron, atau berupa laron yang dicampur tepung dan telur beserta bumbu bumbu rempah kemudian dimasak dan di goreng kering, hampir seperti kerupuk, namun ini bahan dasarnya adalah laron yang seringkali banyak kita jumpai setelah hujan di pelataran pelataran rumah maupun sumber sumber cahaya, di daerah daerah tersebut biasanya laron ini di kumpulkan pada baskom atau wadah besar yang di tengah tengahnya di kasih teplok atau semacam penerangan, karena serangga ini mengejar sumber cahaya, setelah keluar dari dalam tanah.
Pak Otong pemilik kios menerangkan pada wartawan ( 22/11/2024 ), itu anak anak memang sengaja menangkap laron mas katanya, selain di bikin rempeyek biasanya juga dibikin botok laron atau masakan berbahan dasar laron yang diolah dengan rempah nusantara hanya saja penyajiannya basah dan biasanya dibungkus daun pisang, kalau rempeyek adalah produk kuliner kering, yang bisa jadi camilan namun bila botok laron ini lebih seperti sayur atau kuliner basah, dimasak dengan disertakan parutan kelapa dan beberapa racikan bumbu pada umumnya, namun juga tergantung daerahnya, kalau persoalan cara pengolahan serta bumbu Jelas Pak Otong menceritakan ditengah kerumunan anak anak yang mencari laron sore ini.
Di samping diolah menjadi makanan laron ini bisanya juga biasanya dipakai umpan oleh para pemancing di sungai, karena lumayan gacor ini kalau dipakai mancing mas papar Tugino pada wartawan ( 22/11/2024 ) seorang pemancing sungai yang kerapkali menjelajah sungai sungai di sekitaran Delanggu Klaten, tidak sampai 5 menit kalau pakai umpan laron maupun sulung ( serangga sejenis yang besarnya lebih kecil dari Laron ) langsung disambar ikan mas, makanya ini saya berlari nyari beberapa plastik buat umpan besok kita menyerang sungai pusur, katanya menambahkan, karena kalau habis hujan biasanya kan ikan ikan banyak yang terbawa arus dari atas, dan karena suhu di bawah agak panas biasanya pada laper ikan ikan tersebut dan sering menampakkan diri ke permukaan, mencari mangsa, jadi begitu kail kita masukkan ke sungai pasti langsung disambar pungkasnya.
Rayap sendiri pada dasarnya tidak memiliki sayap, namun ada beberapa jenis juga yang bisa memiliki sayap, kemudian bila telah lengkap sayapnya, di musim penghujan biasanya mereka akan keluar dari dalam tanah, untuk mencari makan diluar, berbondong bondong mengejar sumber cahaya, papar Mbok Retno ( 22/11/2024 ) salah seorang warga Delanggu yang tinggal di Sanggung samping kios tempat kami bereduh, yang seringkali mengolah laron jadi peyek, dan kebetulan sore tadi ikut mencari laron bersama anak anak, ini banyak kandungan proteinnya mas, kalau sudah dibersihkan, di buang kaki kepala dan sayapnya serta di kasih bumbu pasti akan lebih nikmat rasanya, empuk mas asli nanti cobain ya rempeyek laron bikinan saya paparnya sembari terus mencari laron yang menempel pada lampu teplok di baskom.
Benar saja belum selesai hujan reda kita sudah disuguhkan nasi dengan lauk laron goreng dan camilan rempeyek laron, terima kasih mbok kata saya, dan belum juga si mbok beranjak makanan tersebut sudah disikat sama rekan saya yang kelaparan karena memang kebetulan dari tadi kita belum sempat beli makan.
( Pitut Saputra )