Perpindahan Desa Skpb Ke desa Tanah Abang

 


Batam. Kepri.... 

Kenangan yang terlalu banyak saat di penampungan sementara rumah transmigrasi atau desa SKPB, semua serba kekurangan namun semua itu mengajarkan kami hidup dalam keprihatinan dan kemandirian


Kenangan yang paling terasa indah yang tidak dapat dilupakan siapa pun yang pernah tinggal satu desa dengan kami yaitu kenangan saat mau belanja atau mau kepasar.. 


Kalau ke pasar kami sama sama satu mobil truk ada juga yang pakai damtruk dan mobil pikap kecil... 


Jarak ke pasar kurang lebih 35 kilo dan ada juga yang pergi menggunakan sepeda ontel


Biasanya kalau ke pasar pulang pergi dalam waktu sehari pergi pagi pulang sore tapi jika mobil itu terpuruk bisa sampai rumah malam


 Yang bikin kesal saat itu adalah dalam hal surat menyurat, karena saat itu belum pada punya HP atau henpon


Jadi jika kami ingin memberikan kabar ke saudara ya melalui surat pasti nya lewat kantor pos

Kantor pos jarak dari desa kami kurang lebih 10 kilo dengan kondisi jalan saat itu buruk (hancur) 


Nah di sinilah yang mengesalkan, surat dari Jawa atau pun dari Sumatra ke Jawa terkadang bisa sampai satu bulan baru sampai atau kita trima

Entah salahnya di mana.. 


Itu alasan kenapa aku ingin mengulas certa tentang kehidupan aku di masa lalu, aku ingin agar anak cucu ku tau betapa pahitnya kehidupan ku dan semua satu perjuangan dalam transmigrasi di antara hutan ke hutan mencari perubahan hidup


Nah, kita lupakan dulu desa Skpb yang banyak meninggal kan kenangan


Fart 3 ini aku akan menceritakan semua kenangan kenangan manis pahit di desa tanah abang saat itu


Sebenarnya lokasi perpindahan rumah kami tidak jauh dari desa sebelumnya desa Skpb kurang lebih dengan jarak 15 kilo.. 


Kalau keadaan lokasi lebih baik dan bagus ya desa Skpb dari pada tanah abang

Ya karena lokasi Skpb lebih datar dari pada tanah abang... 

Tanah abang berbukit naik turun tapi bisa di bilang bukit manis lah.... 


Bedanya sarana di desa tanah abang itu lengkap, sarana pendidikan, ibadah, kesehatan, kupt, bisa di bilang lengkaplah walaupun di saat itu belum ada tenaga guru, medis atau lainya ,ya setidaknya dari warga tanah abang ada yang bersedia menjadi pelengkap untuk mengisi sarana sarana yang ada


Di desa tanah abang ini kami dalam hal ekonomi mulai bangkit begitu juga dengan warga lainya

Terutama kerja tidak terlalu jauh dan transportasi untuk pergi ke kota atau kepasar sudah mulai lebih mudah di banding saat di desa Skpb


Orang tua aku,mamak mulai jualan kecil kecilan jualan sembako, aku dan bapaku kerja di kebun Kelapa sawit 

Panen, babat racun apa saja aku kerja dengan bapaku, 

 

Saat itu aku sudah mulai sekolah SMP masuk siang jadi paginya bisa kerja

Kalau masuk pagi pulang sekolah juga kerja bantu bapak

 

Alhamdulillah mamak jualan kecil kecilan akhirnya bisa kridit telivisi, pada saat itu masih pakai antena UHF kadang jelas kadang burek 

Namun di sini pula letak kebersamaan dan kebahagiaan kami semua

Karena kami bisa nonton rame rame ibarat kata mirip nonton layar tancap


Mamaku di samping jualan sembako juga jualan mi ayam bakso.. 

Selain aku kerja kalau tidak sekolah ya bantu mamak jualan kalau tidak bantu mamak jualan, aku membersihkan kebun pekarangan rumah yang di kasih pemerintah setengah hektare.. Kebun itu ku tanam apa saja dan sebagianku buat kolam ikan 


Hari demi hari bulan bahkan tahun kami lewati ,semua keadaan ekonomi mulai sedikit berubah ,setelah pemerintah memberikan kebun kelapa sawit dua hektare sama kami.. 

Semua fasilitas atau sarana sudah berjalan sesuai dengan fungsi nya masing masing


Saat itu aku adalah harapan keluarga, karena dari 6 saudara aku adalah anak lelaki satu satunya, makanya dari kecil aku termasuk pekerja kasar atau pekerja keras baik di Jawa maupun di riau


Tapi aku tidak pernah mengeluh karena memang itulah keadaan nya aku malah semangat membantu kedua orang tua


aku dan kawan-kawan sebaya juga Abang abang dan mbak mbak nya mulai bergerak , membentuk karang taruna untuk ikut andil kegiatan dalam bentuk kegiatan apa saja di desa, supaya desa kami hidup dan ramai

Kami, karang taruna mulai bergerak membentuk kegiatan dari gotong royong buat lapangan bola kaki, bola voly dan lainnya


Desa kami sudah mulai ramai karena pemuda pemudi dan masyarakat sudah mulai saling membuat kegiatan termasuk dari KUD nya


Saat itu ketua karang taruna pak waslim dan Wakil nya aku sendiri, sebenarnya aku belum saatnya belum waktu nya berkecimpung di dalam karang taruna karena pada saat itu aku sendiri masih sekolah SMP.. 

Semua berjalan dengan baik, pemuda pemudi dan masyarakat nya selalu membuat program bagai mana agar desa kita itu hidup dalam arti biar ramai


Baiklah kalau semua ku cerita kan entah sampai berapa episode ini yang aku utarakan sebagian saja yang menurut aku perlu di mana saat aku masih remaja tanggung


Jika pemirsa atau pembaca tertarik dengan cerita ku ini

Ikuti terus ke part selanjutnya, insya Allah akan lebih menarik , karena selanjutnya aku kan bercerita saat aku SMP swasta desa rimba jaya dengan jarak 8 kilo mendayung sepeda ontel


Bersambung ke fart 4


Sudarno

Next Post Previous Post


Berita Pilihan :