Para Orang Tua, Jangan Lakukan Ini Kepada Anak Kalian, Jika Tidak Mau Anakmu Bernasib Seperti Kalian

 


Anak adalah karunia terbesar yang diberikan tuhan kepada kita. Anak menyimpan berjuta-juta potensi dan harapan yang kelak akan membuat kita bangga telah memilikinya. Namun, Apakah anak harus 100% mengikuti kemauan orang tua? Harus menjadi Seperti yang diinginkan orang tua? Ingat Ibu, Bapak, Mama, Ayah, Bunda, Mami, Papi, Biyung, Romo, ANAK BUKAN BONEKA YANG BISA KITA PERLAKUAN SEMAU KITA.


Anak-anak seiring waktu akan dewasa dan memiliki keinginan dan harapannya sendiri. Dan saat dewasa, akan terlihat jelas bagaimana pola didikan orang tua saat masih kanak-kanak. 


Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk semua anak-anaknya, tapi tidak harus memaksakan semua itu diterapkan ke anak-anaknya.


Anak akan berkembang dengan mengikuti perkembangan zaman, perkembangan lingkungan, dan pola pikirnya sendiri.


Apakah orang tua tidak boleh mengatur anaknya sendiri? Itu, salah tangkap dari artikel ini jika orang tua mengatakan hal tersebut terkait artikel ini.


Orang tua berhak mengatur anaknya untuk selalu menjadi yang terbaik, tapi disisi lain mendidiknya menjadi orang baik akan lebih bermakna daripada mengajarkan anak-anak untuk terus menjadi yang terbaik tanpa mengajarkan caranya menjadi orang baik.


Orang tua kita waktu anak-anak dan remaja mungkin tidak pernah merasakan enaknya mencari uang hanya dengan bermodalkan Handphone dan internet, orang tua kita waktu anak-anak dan remaja mungkin tidak pernah merasakan mudahnya mendapatkan informasi seperti sekarang ini. 


Karena, setiap generasi akan selalu memiliki tantangannya dan kemudahannya sendiri-sendiri. Jadi jangan paksakan anak-anak kalian untuk terus menuruti kemauan kalian.


Anak-anak butuh yang namanya dukungan, bukan kurungan, biarkan anak-anak kita mengembangkan ide dan kemauannya sendiri. Tugas kita sebagai orang tua hanya bisa merawat, mendukung, mengawasi, dan menasehati. Jangan sampai anak-anak kita terkurung mentalnya hanya karena keegoisan kita sebagai orang tua yang iri dengan anak tetangga yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil, ataupun lulus kuliah dengan nilai tertinggi. 


Ingat, kembali ke pesan pertama dalam artikel ini. Didiklah anak-anakmu menjadi orang baik, jangan paksakan anak-anakmu menjadi yang terbaik dengan mengabaikan cara-cara yang baik untuk meraihnya.


Mark Zucherberg pendiri Facebook, apakah dia peringkat 1 di sekolahnya? Apakah dia lulus pegawai negeri sipil dinegaranya?


Tidak, dia hanya anak kuliahan yang memiliki ide cemerlang dan sempat disepelekan oleh teman-temannya saat membangun Facebook. 


18tahun berselang dari awal pendirian Facebook tahun 2004 silam, apakah ada yang masih meremehkan seorang Mark Zucherberg yang memiliki kekayaan kurang lebih  170Triliun. Kalau gaji anak tetangga sebesar 5juta/bulan dengan dididikan waktu anak-anak harus menjadi yang terbaik dan harus mengikuti kemauan orang tuanya, mungkin akan membutuhkan ribuan tahun untuk bisa mendapatkan 170triliun dengan gaji 5juta/bulan. 


Jadi, untuk kalian orang tua. Jangan sampai mengurung mental anak kalian, biarkan anak kalian tumbuh dengan kepribadiannya sendiri. Tugas kita sebagai orang tua hanya merawat, mendukung, mengawasi, dan menasehati. Dan pada akhirnya akan ikut menikmati kesuksesan dari ide-ide anak kita. 


Tulisan ini hanya untuk bahan renungan, tidak ada maksud untuk merendahkan, membandingkan, ataupun menyepelekan  pihak manapun.


Semoga kita bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita, dan menjadi orang tua yang baik untuk menciptakan anak baik penerus generasi kita.


Amin

Next Post Previous Post


Berita Pilihan :