Kisah perjalanan anak Jawa transmigrasi part 1

Batam, kepri - Pada tahun 1988 saat itu pulau Jawa tengah terkena musibah banjir hingga sampai kampung atau desa saya yaitu desa beji taman pemalang, pada saat itu saya masih kecil masih sekolah Dasar kelas enam. 


Alhamdulillah di saat banjir tempat tinggal kami beji dusun 2 tidak tergenang air banjir, 

Ya saat seusia saya ,hanya tau main main karena memang belum tau apa apa arti tentang kehidupan ekonomi yang susah. 


Setelah banjir usai ternyata keluarga saya atau kedua orang tua saya bapak saya bernama Wayan dan ibu darmi, ikut transmigrasi, mengikuti program pemerintah mengentaskan kemiskinan dengan melalui program transmigrasi, 

Saya masih sekolah kelas 6 SD bahkan belum tamat, tahun 1988


Ya karena saya seorang anak kecil dan seorang anak yang wajib ikut kemana orang tua pergi mencari nafkah, saya bersama adik adik , ikut berangkat transmigrasi ke Riau, dengan bertujuan merubah nasib hidup bersama kedua orang tua, 


Memang kehidupan kami sebelum transmigrasi, kedua orang tua kami itu orang susah, bapak saya seorang tukang sapu pasar setelah menyelesaikan bersih bersih lokasi pasar beji, bapak saya langsung ambil becak dan pergi ke pangkalan becak , hingga sampai malam,. 


Saya sendiri wala

u pun masih kelas 6 SD, setelah pulang sekolah ikut bapak nyapu atau bersih bersih lokasi pasar dan mengambil sampah di setiap rumah makan yang langganan buang sampah dengan bapak, saya juga ikut dorong gerobak sampah sampai ketempat pembuangan sampah,

Dan saya tidak pernah malu sedikit pun

Karena pada saat itu aku adalah anak lelaki satu satunya dari lima saudara,


Entah tanggal dan bulan berapa yang pasti tahun 1988 kami sekeluarga berangkat transmigrasi ke Riau bersama warga lainnya saat itu seingat saya ada 19 kk dari berbagai desa, 


Dengan niat bismilah merubah nasib dengan cara mengikuti program pemerintah, lalu kami berangkat, yang pasti kehidupan kami berubah, dari segi harta di Jawa kami tidak memiliki kebun, rumah atau pun tanah

Setelah transmigrasi kedua orang tua kami juga warga lainnya di beri atau jatah dari pemerintah lahan perumahan ples satu rumah siap pakai , lokasi lahan pekarangan rumah setengah hektare dan rumah dengan ukuran kalau tidak salah aku ingat dengan ukuran 6 x 8 m, setelah itu juga di beri kebun kelapa sawit 2 hektar


Coba bayangkan dari ngk punya apa apa menjadi punya, hanya tinggal bagai mana kami mengelola bagai mana supaya kami lebih berhasil dan sukses


Bersambung

Penulis : Sudarno

Next Post Previous Post


Berita Pilihan :